TEORI FORMALISME
Teori sastra khususnya sejak awal abad ke-20
berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan ini memicu berbagai macam elemen
kehidupan yang sendirinya juga sejajar dengan terjadinya kompleksitas kehidupan
manusia, yang kemudian memicu perkembangan genre sastra. Kemajuan dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi menopang sarana dan prasarana penelitian
yang secara keseluruhan membantu kemudahan dalam proses pelaksanaannya.
Sastra menjadi wadah untuk menjelaskan dan
mencerminkan apa yang terjadi dalam dunia, mencatat, lalu menjadikannya abadi.
Dalam hubungannya, kasta sastra dengan masyarakat, dengan teknologi informasi
yang menyertainya, minat masyarakat terhadap manfaat penelitian interdisiplin,
memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sastra selanjutnya.
Formalisme menjadi awal dan mendasari lahirnya
berbagai teori kesusastraan, dimana yang telah berhasil memasuki hampir seluruh
bidang manusia. Ia pun dianggap sebagai salah satu alasan dan dasar dari
kemunculan teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman secara
maksimal.
1.
Pengertian
Formalisme dan gagasannya
Secara etimologis, formalisme berasal dari kata forma
(latin), yang berarti bentuk atau wujud. Jika dalam ilmu sastra, formalisme
merupakan teori yang digunakan untuk menganalisa bentuk dari karya sastra yang
meliputi teknik pengucapan—rima, ritma, aquistik, asonansi, aliterasi dan
sebagainya. Formalisme mengakui dirinya sebagai teori yang dapat berdiri
sendiri (otonom) tanpa melihat dan merasa terbebas dari beberapa unsur seperti
konteks budaya, biografi dan sejarah. Secara unsur, formalisme bertujuan untuk
mengetahui keterpaduan unsur yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri,
sehingga mampu menjalin keutuhan bentuk dan isi dengan cara menelisik serta
meneliti unsur-unsur kesusastraan, puitika, asosiasi, oposisi & sebagainya.
Gagasan yang mereka usulkan tersebut dianggap radikal
karena untuk pertama kalinya dalam sejarah kritik sastra, sastra diperlakukan
sebagai disiplin keilmuan yang mandiri dan bukan sekedar batu pijakan untuk
membahas gagasan-gagasan yang berkenaan dengan filsafat atau bidang-bidang
keilmuan lain. Karena hal itulah, maka para penggagas Formalisme Rusia dianggap
sebagai pendiri kritik sastra modern. Namun karena hal itu jugalah mereka
menjadi olok-olok para ilmuwan lain yang menentang gagasan mereka. Bahkan
istilah ‘Formalisme’ sendiri pada mulanya adalah nama ejekan yang diberikan
oleh para penentang itu, yang tentu saja ditolak oleh para penggagasnya karena
pendekatan metodologis yang mereka tawarkan sebenarnya tidak formal dan
dogmatis seperti yang disangkakan oleh lawan-lawan mereka.
Gagasan para Formalis Rusia banyak dipengaruhi oleh
bapak Strukturalisme Ferdinand de Saussure, yang gagasan-gagasannya
menjadi acuan mereka dalam merumuskan bidang ilmu baru yang mereka usulkan.
Seperti Saussure yang menganjurkan bahwa kajian bahasa harus berpusat pada
wujud bahasa itu sendiri, para penganjur Formalisme Rusia juga berkeyakinan
bahwa kajian sastra haruslah berpusat pada wujud sastra itu sendiri. Mengkaji
karya sastra berarti mengkajipoetika (poetics) nya, yaitu menganalisis
bagian-bagian form atau bentuk maujud yang menyusun suatu karya sastra,
termasuk di dalamnya mekanika internal dan, khususnya, bahasa puitis yang
dipakai di dalam karya itu sendiri.
Mekanika internal inilah (yang disebut juga sebagai
perangkat atau devices) yang menurut mereka merupakan bangunan yang menjadikan
suatu teks berseni dan memiliki sifat sastra. Setiap perangkat atau fitur
komposisi memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat dianalisis. Analisis atas
perangkat literer dan artistik yang dipakai oleh pengarang untuk menghasilkan
sebuah teks inilah yang menjadi dasar bidang ilmu kesusasteraan baru yang
mereka usulkan.
2.
Tokoh-Tokoh
Formalisme
Tokoh – tokoh teori formalisme berasal dari Rusia dan
menamakan dirinya Opayaz. Tokoh teori formalisme sempat berpengaruh pada tahun
sekitar tahun 1914-1930an. Tokoh formalis yang terkenal antara lain
1.
Victor Shklovsky
Shklovsky lahir di St.
Petersburg (24 Januari 1893 – 6 Desember 1984), Rusia. Ayahnya adalah seorang
Yahudi (dengan nenek moyang dari Shklov) dan ibunya adalah seorang Jerman/Rusia
asal.
Selama Perang Dunia
Pertama, ia menawarkan diri untuk Angkatan Darat Rusia dan akhirnya menjadi
pelatih mengemudi di unit mobil lapis baja di St. Petersburg. Ada, pada tahun
1916, ia mendirikan OPOYAZ (Obshchestvo izucheniya POeticheskogo
YAZyka-Masyarakat untuk Studi Poetic Language), salah satu dari dua kelompok
(dengan Moskow Linguistic Circle) yang mengembangkan teori dan teknik
Formalisme Rusia kritis.
Shklovsky mengemukakan
bahwa sifat kesusastraan muncul sebagai akibat dan pengubahan bahan yang semula
bersifat netral. Para pengarang menyulap teks-teks dengan efek mengasingkan dan
melepaskannya dari otomatisasi. Proses penyulapan oleh pengarang ini disebut
defamiliarisasi, Shklovsky mengatakan “Defamiliarization is found almost
everywhere form is found” yakni membuat teks menjadi aneh dan asing, dengan
gaya bahasa yang menonjol serta menyimpang dari biasanya. Proses
defamiliarisasi mengubah pandangan kita terhadap dunia, Dengan teknik
penyikapan secara rahasia, pembaca dapat meneliti dan memahami sarana-sarana
(bahasa) yang digunakan pengarang.
Teknik yang dimaksud
misalnya menunda, menyisipi, memperlambat, memperpanjang, atau mengulur-ulur
kisah sehingga menarik perhatian sebab tidak dapat menanggapi secara otomatis.
2.
Boris Eichenbaum
Boris Mikhailovich
Eikhenbaum, atau Eichenbaum (Rusia: Борис Михайлович Эйхенбаум; 16 Oktober 1886
- November 2, 1959) adalah seorang sarjana sastra Rusia dan Soviet, dan
sejarawan sastra Rusia. Dia adalah wakil dari formalisme Rusia.
Eichenbaum memberi
penegasan, kaum formalis dipersatukan oleh adanya gagasan untuk membebaskan
diksi puitik dari kekangan intelektualisme dan moralisme yang diperjuangakan
dan menjadi obsesi kaum simbolis. Ia berusaha untuk menyanggah prinsip estetika
subjektif yang didukung para kaum-kaum simbolis (yang bersandar pada
teori-teorinya)
3.
Roman Jakobson
Roman Jakobson Osipovich
(Rusia: Роман Осипович Якобсон; 11 Oktober 1896-18 Juli 1982) adalah seorang
ahli bahasa Rusia-Amerika dan teori sastra.
Jakobson merupakan salah
satu ahli bahasa terbesar abad ke-20. Ia lahir di Rusia dan merupakan anggota
dari sekolah formalis Rusia sedini 1915. Jakobson diajarkan di Cekoslovakia
antara dua perang dunia, di mana, bersama dengan N. Trubetzkoy, ia adalah salah
satu pemimpin yang berpengaruh di lingkaran linguistics Praha (Prague
Linguistic Circle). Ketika Cekoslovakia diserbu oleh Nazi, ia terpaksa
melarikan diri ke Skandinavia, dan pergi dari sana ke Amerika Serikat pada
tahun 1941. Dari 1942-1946 Jakobson mengajar di École des Hautes Etudes Libre
di New York City, di mana ia bekerja sama dengan Claude Levi-Strauss.
ISBUL ANSARI
N1A414003
ISBUL ANSARI
N1A414003
Sumber : http://hmpsprasastifbsunm.blogspot.co.id/2015/08/formalisme.html. diakses pada tanggal 29 September
2015
No comments:
Post a Comment