Penulis Indonesia yang mendunia

Penulis Indonesia yang mendunia

TUGAS PENULISAN KLP. 1 "TWO PLUS TWO IS FIVE??"

Tuesday 3 November 2015





Nama : YUSTIKA IKRAM
NIM : N1A4 14 011

TWO plus TWO is FIVE ??
Film bukan hanya berfungsi sebagai penghibur, tapi juga berfungsi sebagai sarana edukatif. Film yang kami nonton di perpustakaan pada hari Jumat bersama anggota kelompok 1 adalah sebuah film pendek yang berjudul “ TWO and TWO”. Film pendek berdurasi 6 menit 51 detik ini memberikan pelajaran yang sangat berharga. Tokoh dan penokohan di film ini adalah guru yang otoriter, siswa yang penakut dan pemberani. Film ini berlatar di sebuah ruangan kelas yang berukuran tidak terlalu besar jika di bandingkan ruang kelas biasanya.
Berikut sinopsis dari film “ TWO and TWO” :
Adegan dimulai disebuah kelas dengan jumlah siswa 11 orang yang keseluruhannya adalah laki-laki yang tengah bercanda, lalu tiba-tiba pintu terbuka dan seorang guru laki-laki masuk ia memegang buku dengan raut wajah yang sangar seakan ingin melahap para siswa yang ada di ruangan itu. Para siswa langsung diam dan wajah mereka berubah menjadi takut serta cemas. Setelah guru meletakan buku di atas meja, para  siswa akan duduk namun sang guru memberi instruksi untuk tetap berdiri. Sang guru melihat jam tangannya, saat jam menunjukkan tepat jam 8, terdengar suara dari speaker sederhana yang ada di dinding ruangan. Terdengar suara “yang sedang berbicaradi sini adalah Kepala Sekolah kalian. Saya tidak ingin mengurangi setiap waktu belajar kalian yang berharga, hanya mengajak anda untuk mengetahui bahwa hari ini akan ada beberapa perubahan di dalam sekolah ini. Guru-gurumu akan menjelaskan lebih jauh lagi. Perhatikanlah dan ikuti instruksi-instruksi mereka. Saya tahu anda akan melakukan keduanya di sekolah dan teman sekelasmu bangga, terima kasih anak-anak”.
Setelah itu guru mengambil kapur dengan tangan kanannya dan penghapus dengan tangan kirinya dan menulis di papan tulis yang ukurannya tidak terlalu besar 2 + 2 = 5, setelah itu ia menyuruh para siswa untuk mengulangnya sebanyak dengan volume suara yang di perbesar. Setelah mengulangnya sebanyak 4 kali ada seorang anak yang mengangkat tangan dan berkata “Tapi Pak, secara pasti 2 +2 = 4 ?” “Anda telah mengatakan 2 + 2 = 5, anda tidak akan mempertanyakan ini” kata sang guru. Siswa lalu berkata “Ya, Pak. Saya hanya pikir...” belum selesai murid itu berbicara sang guru pun berkata “Jangan berpikir. Anda tidak perlu berpikir 2 + 2 = 5. Sekarang duduk dan diam”.
Setelah siswa itu duduk, Ia pun menyuruh para siswa untuk menulis di buku catatan mereka 2 + 2 = 5. Lalu seorang anak berkata “Pak ! 2 + 2 = 4 ! itu selalu 4! Bagaimana jadi 5 ? sang guru berkata “siapa yang mengizinkanmu untuk bicara? Bagaimana anda menanyakan itu? ”. Sang gurutetap bersikukuh bahwa 2 + 2 = 5 begitu pun dengan murid laki-laki itu. Siswa laki-laki itu bahkan berbalik kepada teman-temannya sambil memberikan instruksi dengan jarinya bahwa 2 + 2 = 4. Sang guru yang mulai naik pitam menyuruhnya diam dan jangan bergerak sampai ia kembali. Seorang siswa lalu berkata “kamu akan membawa kita semua dalam masalah. Kamu telah mempermalukannya. Dia akan membunuhmu”. Sang guru. Lalu sang guru masuk diikuti tiga orang siswa laki-laki yang berbadan lebih besar.
Sang guru berkata pada kepada tiga siswa itu “siswa lancang ini pikir dia lebih baik”. Sang guru pun menyuruh siswa itu untuk mengulang lagi jawaban dari 2 + 2 . Sang siswa tetap pada pendiriannya bahwa jawabannya adalah 4. Setelah mendengar jawaban itu sang guru  menjelaskan bahwa ketiga siswa ini adalah siswa terbaik. Guru itu pun bertanya pada ketiga siswa terbaik itu 2 + 2 = ..? Ketiga siswa itu dengan tegas menjawab 5.  Setelah itu Ia menyuruh siswa laki-laki itu untuk maju ke depan dan menuliskan jawabannya di papan tulis. Ketiga siswa itu lalu berdiri di belakang siswa laki-laki sambil menodongkan senjata.
Walaupun itu kesempatan terakhir yang di berikan padanya, tanpa rasa takut siswa itu tetap menulis angka 4. Setelah menulis Ia mengahadap ke depan teman –temannya dengan penuh keyakinan dan ketiga siswa terbaik langsung menarik pelatuk semjata. Siswa laki-laki itu langsung tumbang dengan darah mengotori seragam putihnya dan papan tulis terkena percikan darahnya.
Menyaksikan itu, para siswa menjadi semakin takut dan cemas. Setelah itu sang guru berkata ini adalah pelajaran untuk hari ini dan apakah ada yang tidak dimengerti ? Ia bertanyaseolah tidak membutuhkan jawaban. Ia lalu menyuruh ketiga siswa atu untuk membawa mayat itu keluar, dua orang mengangkatnya dan seorang membukakan pintu. Sebelum menutup kembali pintu, siswa menunduk seolah memberi hormat pada guru lalu menutup pintu.
Setelah mereka keluar, Ia menghapus tulisan 2 + 2 = 4, lalu menulis di paapn tulis buku 2 + 2 = 5 dengan angka 5 yang dibuat lebih besar dari biasanya lalu menyuruh siswa untuk menulisnya lagi di buku dan menyuruh para siswa untuk mengulangnya. Para siswa mengikuti instruksinya, namun ada seorang siswa yang duduk di belakang menulis 2 + 2 = 5 kemudian menghapus angka 5 dan menggantinya dengan angka 4.
Dari sinopsis di atas kita dapat mengambil amanat : jangan jadi pemimpin yang otoriter, kebenaran harus tetap di tegakan walaupun harus mempertaruhkan nyawa, jangan hanya diam jika melihat sesuatu yang tidak benar atau ketidakadilan.

No comments:

Post a Comment