Penulis Indonesia yang mendunia

Penulis Indonesia yang mendunia

PUISI DAN UNSURNYA

Tuesday 10 November 2015





NAMA                       : WA ODE HASMILA
STAMBUK               : N1A4 14 057
PRODI                      : SASTRA  INDONESIA

ISI
PUISI DAN UNSUR-UNSURNYA
A.    Pengertian Puisi 
Secara etimologis, kata puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu “poesis” yang berati “penciptaan”. Dalam bahasa Inggris, kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Menurut Coulter (dalam Tarigan, 1986:4), kata “poet” berasal dari Yunani yang “berarti membuat atau mencipta”. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.
Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima dan irama sebagai media penyampaian untuk membuahkan ekspresi, ilusi dan imajinasi. Dalam puisi keindahan ilusi, penataan unsur bunyi juga merupakan gambaran gagasan penciptanya/penyairnya.

B.     Unsur-Unsur Puisi
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.
1.      Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
2.      Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.
3.      Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
4.      Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal),  atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
5.      Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.
Ø  Unsur Isi Puisi (Makna Puisi)
·         Tema
·         Rasa
·         Nada
·         Amanat
Ø  Unsur Metode Puisi (Cara Pengungkapan Puisi)
·         Diksi
·         Imajinasi
·         Kata Nyata
·         Rima/Irama, terbagi menjadi tiga, yaitu:
-          Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
-          Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya.
-          Pengulangan kata/ungkapan. Rima merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Contoh puisi yang mengandung rima dan irama yang indah yaitu:
Kunang-kunang

Kunang-kunang, kunang-kunang, kunang-kunang
Kau bawa ke mana lampu-lampumu
Datanglah kemari kunang-kunangku
Berilah padaku lampu-lampumu
Kunang-kunang, kunang-kunang, kunang-kunangku
Bagai ratna biru warna lampumu
Di malam gulita kunang-kunangku
Bersinar cuaca lampu-lampumu
(Karangan Pak Dal dikutip dari Rusyana, 1982)
Unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik.
Ø  Struktur Fisik Puisi
1.      Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
2.      Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata namun dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3.      Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
·         imaji suara (auditif),
·         imaji penglihatan (visual), dan
·         imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4.      Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
5.      Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain: metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, parsprototo, totemproparte, hingga paradoks.
6.       Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Ø  Struktur Batin Puisi
1.      Tema atau makna (sense), media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.      Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3.      Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
4.      Amanat/tujuan/maksud (itention), sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.

Puisi terbagi menjadi dua, yaitu:
a.      Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu antara lain:
·         Jumlah kata dalam 1 baris
·         Jumlah baris dalam 1 bait
·         Persajakan (rima)
·         Banyak suku kata tiap baris
·         Irama
1.      Jenis-jenis puisi lama
·         Mantra merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
·         Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari tamil (india). (Fitri Rahmawati, S.Pd, 2015:20-21)
2.      Ciri-ciri Puisi Lama:
·         Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
·         Terikat jumlah baris, rima, dan irama
·         Merupakan kesusastraan lisan
·         Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
·         Isinya fantastis dan istanasentri
b.      Puisi baru
Puisi baru disebut juga puisi modern. Bentuk puisi baru lebih bebas dari pada puisi lama. Kalau puisi lama sangat terikat pada aturan-aturan yang ketat berbeda dengan puisi baru.
Ø  Hakikat puisi ada tiga hal, yaitu:
-          Sifat seni atau fumgsi estetika
Sebuah puisi haruslah indah.unsur-unsur keindahan dalam puisi, misalnya: rima, irama, pilihan kata yang tepat, dan gaya bahasanya.
-          Kepadatan
Puisi sangat padat makna atau pesan. Artinya, penulis hanya mengemukakan inti masalahnya. Jadi kata-kata perlu dipilih supaya mampu mengungkapkan gagasan yang sebenarnya.
-          Ekspresi tidak langsung
Puisi banyak menggunakan kata kiasan. Bahasa kias adalah ucapan yang tidak langsung. Jadi dia harus memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. (Fitri Rahmawati, S.Pd, 2015:22)
Ø  Ciri-ciri Puisi Baru:
·            Pengarangnya diketahui
·            Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama
·            Berkembang secara lisan dan tertulis
·            Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)
·            Isinya tentang kehidupan pada umumnya

Hal - Hal Yang Di Perlukan Dalam Membaca Puisi
Ø  Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
·         Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
·         Kejelasan artikulasi
Ø  Artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
·         Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
·         Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
·         Intonasi atau lagu suara

Ø  Intonasi
Ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
·         Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
·         Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
·         Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
 

DAFTAR PUSTAKA
Firdausia, Asma, Arrani. 2013. Definisi Puisi dan Unsur-unsurnya. www.duniasastra.com
Hidayat Mahfud. 2012. Pengertian Puisi dan Unsur-Unsurnya. www.sastraindonesia.com
Rahmawati, Fitri, S.Pd. 2015. Jurus Kilat Menguasai Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara.

No comments:

Post a Comment