FASHION
MAHASISWA FIB
(Melongok
Trend Fashion Mahasiswa Sastra
Indonesia)
Dengan
kemajuan zaman yang begitu pesat, ternyata bukan hanya teknologi yang mampu mengubah dunia dan kehidupan
masyarakat. Sadar atau tidak sadar, kita telah banyak melakukan perubahan gaya
hidup untuk mengimbangi perkembangan zaman saat ini yang semakin modern dan
maju. Seperti halnya mahasiswa, tentu saja sebagai kaum muda masa kini pastinya
selalu update dengan gaya (style). Hal ini sangat wajar terjadi,
karena jika mereka tidak update dan mengikuti perkembangan fashion saat ini
maka akan dianggap kampungan.
Menjadi
mahasiswa memang menyenangkan, masa dimana kita mencari jati diri yang
sebenarnya, masa dimana kita beranjak menjadi dewasa. Gaya Mahasiswa tentu
berbeda dengan gaya dibangku sekolah pada umumnya, baik dalam segi gaya belajar
maupun dari gaya berpakaian (fashion).
Saat masih dibangku sekolah, seragam di aatur oleh peraturan yang berlaku
disekolah, lain halnya ketika sudah menjadi mahasiswa seragam tidak lagi diatur
oleh sekolah maupun kampus.
Akhirnya
dengan kebebesan berpakaian seperti ini, mahasiswa terkadang berpenampilan yang
berlebihan layaknya seorang artis. Sehingga tidak jarang kita temui mahasiswa tidak
bisa mengatur keuangannya, terlalu boros dan suka membeli sesuatu yang tidak
begitu penting. Rela mengutang sana-sini demi untuk membeli pakaian yang lagi nge-trend. Tampaknya kenyataan ini, bukan
hanya terjadi dan menggila di kota-kota besar seperti Jakarta. Di Kota Kendari
pun sebagai kota kecil yang masih cukup jauh dengan Jakarta, ikut dikuasai
dengan perkembangan fashion saat ini.
Tidak
hanya mahasiswa-mahasiswa di Jakarta yang mengubah fungsi pakaian menjadi
sesuatu yang bernilai estetika. Mahasiswa-mahasiswa di Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Halu Oleo Kendari pun ternyata ikut andil. Hal itu ditampilkan dalam aneka
busana ketat serta berbagai kemeja dan tas yang sering dipakai oleh mahasiswa
FIB.
Memang
tidak bisa dipungkiri lagi, mahasiswa kini telah menjadi hamba dari gaya
hidupnya sendiri, terperangkap dengan lingkaran setan konsumerisme yang terus
meluas. Betapa cukup familiar dibenak mahasiswa
FIB ketika menyebut Armani, Vercase,
Guess, Dolce & Gabbana.
Belum
lagi mode sepatu dan tas seperti Louise
Vuiton, Gucci, Prada, Nevada,Fladeo, FLD,
ST Yves. Dan tidak ketinggalan pula merek parfum yang sering diburu-buru Calvin Clein, Kenzo,Coco Channel, Escada,
Paris Hilton, J-lo dan Kylie Minogue dan lain-lain.
Tak
terkecuali dengan mahasiswa Sastra
Indonesia. Trend tas samping dan sepatu pun menjamur bak cendawan dimusim
hujan. Semuanya seolah ditampilkan untuk saling bertanding dan bahkan terkesan
tak mau kalah. Sehingga trend fashion saat ini secara tidak langsung menentukan status dan strata social seseorang.
Lalu,
inikah yang disebut “mahasiswa”. Mengartikan kampus hanya sebagai tempat untuk
beradu fashion,sebagai tempat trendi-trendian dan tempat tebar pesona.
Sejatinya pendidikan tinggi (Universitas), merupakan ladang lahirnya
kader-kader intelektual. Bukan menjadi ladang lahirnya kader-kader konsumtif
dan hedonisme.
Trend
Fashion memang menjadi salah satu
gejala social yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Dengan adanya
perkembangan tesebut tersebut telah membuat banyak orang mendirikan department
store dan toko-toko fashion yang
lain. Belum lagi dengan adanya internet. Tanpa disadari internet menjadi factor
penentu penyebarluasan trend fashion.
Tentu
saja segala informasi tentang fashion
terbaru akan cepat ter-ekspos dimedia
social. Sehingga memang sebagai mahasiswa sangat sulit untuk kemudian
menghindar dari perkembangan trend fashion
saat ini. Imbasnya pun terhadap mahasiswa, mahasiswa akhirnya memiliki
kecenderungan dan kegemaran membelanjakan kiriman orang tuanya yang seharusnya
dipergunakan untuk memenuhi biaya perkuliahan.
Fashion dan
berpenampilan menarik itu memang penting, tapi kalau kita terlalu memaksakan
dan membuang-buang uang untuk membeli pakaian terus menerus juga tidak baik.
Karena, menarik itu tidak hanya dinilai dari penampilan luar tapi juga dari
dalam diri kita sendiri.
Seharusnya
sebagai seorang mahasiswa harus lebih giat belajar daripada suka membeli
barang-barang mahal hanya untuk keperluar fashion
dan sebagainya. Tampil menarik itu tidak harus dengan berpakaian mahal , tidak
harus memakai pakaian yang up to date , tapi semua itu tergantung bagaiaman
kita memadukan pakaian dan penampilan kita itu sendiri.
No comments:
Post a Comment