Penulis Indonesia yang mendunia

Penulis Indonesia yang mendunia

MIRIS, PUNYA GEDUNG FAKULTAS BARU TAPI (KOK) MASIH NUMPANG ?

Friday 20 November 2015






MIRIS, PUNYA GEDUNG FAKULTAS BARU
TAPI (KOK) MASIH NUMPANG ?

     Pada dasarnya disetiap lembaga, baik itu lembaga Peradilan, lembaga Sosial maupun lembaga-lembaga lainnya pasti memerlukan sebuah fasilitas gedung, serta ruangan yang nyaman untuk digunakan sebagai sarana komunikasi yang baik antara pihak-pihak yang ada didalam lembaga tersebut.
Pada zaman global seperti saat ini, lembaga Pendidikan merupakan lembaga yang penting bagi masyarakat pada umumnya. Bukan hanya dari fasilitas ilmu saja yang penting, tetapi fasilitas seperti sarana atau gedung-gedung serta ruangan yang nyaman pun juga menunjang para pelajar/mahasiswa bisa menerima atau merespon ilmu dengan baik.
Universitas Halu Oloe UHO, adalah suatu lembaga perguruan tinggi negeri di kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia, yang berdiri pada tanggal 19 Agustus 1981, dengan 14 fakultas dan Program Pascasarjana. Salah satu Fakultas baru pada Universitas Halu Oleo, adalah Fakultas Ilmu Budaya (FIB)  yang merupakan pecahan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), yang pada awal terbentuknya masih menjadi benalu pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), dikarenakan belum adanya gedung Fakultas pribadi.
Sebagai salah satu sarana mewujudkan komitmen penuh dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para Mahasiswa, Universitas Halu Oleo mendirikan gedung baru berlantai dua untuk Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang berfasilitaskan AC disetiap ruangannya. Dengan adanya gedung baru, maka  bisa dikatakan lebih menunjang proses interaksi antara Mahasiswa dengan Dosen-dosen yang ada di Fakultas Ilmu Budaya(FIB) .
Fakultas Ilmu Budaya FIB diresmikan langsung oleh Rektor Universitas Halu Oleo, yakni Prof. Usman Rianse, yang dihadiri oleh seluruh dekan se-UHO, dosen Fakultas Ilmu Budaya FIB dan Mahasiswanya, pada Rabu, 17 Juni 2015.
Saat ini, Fakultas Ilmu Budaya FIB memiliki enam program studi (Prodi), yakni Antropologi, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Arkeologi, Ilmu Sejarah dan Tradisi Lisan. Dengan adanya gedung Fakultas baru, tentunya membuat para Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya(FIB) merasa telah diberikan keluasan, serta kenyamanan dari sarana yang telah disediakan oleh Universitas, tanpa harus menggunakan atau menumpang gedung pada Fakultas lain.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa Fakultas Ilmu Budaya ternyata masih menjadi pengungsi bagi Fakultas lain dikarenakan ruangan yang ada pada gedung Fakultas baru ternyata belum memenuhi jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Hal tersebut membuat jurusan Antropologi masih tetap menempati ruangan sebelumnya yang untuk sementara masih menyatuh dengan FISIP.
Mirisnya lagi, jurusan Sastra Indonesia lagi dan lagi harus tetap menggunakan gedung Perpustakaan Kampus sebagai ruang belajar. Hal ini sudah pasti menimbulkan kekecewaan dihati para Mahasiswa, terkhusus Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia yang sejak munculnya berita tentang akan dibangunkannya gedung Fakultas Ilmu Budaya yang baru, para Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia sudah menanamkan harapan besar untuk bisa keluar atau pindah dari gedung tumpangan yang sudah lama mereka jadikan ruang belajar dan ingin segera menempati gedung Fakultas baru yang sudah lama mereka impikan. Belum lagi para Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia harus berhadapan dengan pegawai-pegawai Perpustakaan yang selalu membatasi ruang gerak mereka.  
Untuk kedepannya sangat diharapkan adanya penambahan ruangan perkuliahan bagi Prodi di Fakultas Ilmu Budaya yang masih menempati ruangan di Fakultas yang ditumpangi. Punya gedung Fakultas baru tapi kok masih numpang ?



No comments:

Post a Comment