MIRIS, PUNYA GEDUNG FAKULTAS BARU
TAPI (KOK) MASIH NUMPANG ?
Pada dasarnya disetiap lembaga, baik itu lembaga
Peradilan, lembaga Sosial maupun lembaga-lembaga lainnya pasti memerlukan
sebuah fasilitas gedung, serta ruangan yang nyaman untuk digunakan sebagai
sarana komunikasi yang baik antara pihak-pihak yang ada didalam lembaga
tersebut.
Pada zaman global seperti saat ini, lembaga
Pendidikan merupakan lembaga yang penting bagi masyarakat pada umumnya. Bukan
hanya dari fasilitas ilmu saja yang penting, tetapi fasilitas seperti sarana
atau gedung-gedung serta ruangan yang nyaman pun juga menunjang para
pelajar/mahasiswa bisa menerima atau merespon ilmu dengan baik.
Universitas Halu Oloe UHO, adalah suatu lembaga perguruan
tinggi negeri di kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia, yang berdiri pada
tanggal 19 Agustus 1981, dengan 14 fakultas dan Program Pascasarjana. Salah
satu Fakultas baru pada Universitas Halu Oleo, adalah Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
yang merupakan pecahan dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik (FISIP), yang pada awal
terbentuknya masih menjadi benalu pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), dikarenakan belum
adanya gedung Fakultas pribadi.
Sebagai salah satu sarana mewujudkan komitmen penuh
dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para Mahasiswa, Universitas Halu Oleo
mendirikan gedung baru berlantai dua untuk Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang berfasilitaskan AC
disetiap ruangannya. Dengan adanya gedung baru, maka bisa dikatakan lebih menunjang proses
interaksi antara Mahasiswa dengan Dosen-dosen yang ada di Fakultas Ilmu Budaya(FIB) .
Fakultas Ilmu Budaya FIB diresmikan langsung oleh
Rektor Universitas Halu Oleo, yakni Prof. Usman Rianse, yang dihadiri oleh
seluruh dekan se-UHO, dosen Fakultas Ilmu Budaya FIB dan Mahasiswanya, pada
Rabu, 17 Juni 2015.
Saat
ini, Fakultas Ilmu Budaya FIB memiliki enam program studi (Prodi),
yakni Antropologi, Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Arkeologi, Ilmu Sejarah
dan Tradisi Lisan. Dengan adanya gedung Fakultas baru, tentunya membuat para Mahasiswa
Fakultas Ilmu Budaya(FIB) merasa telah diberikan keluasan, serta kenyamanan
dari sarana yang telah disediakan oleh Universitas, tanpa harus menggunakan
atau menumpang gedung pada Fakultas lain.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menutup
kemungkinan bahwa Fakultas Ilmu Budaya ternyata masih menjadi pengungsi bagi
Fakultas lain dikarenakan ruangan yang ada pada gedung Fakultas baru ternyata
belum memenuhi jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Hal tersebut membuat
jurusan Antropologi masih tetap menempati ruangan sebelumnya yang untuk
sementara masih menyatuh dengan FISIP.
Mirisnya lagi, jurusan Sastra Indonesia lagi dan
lagi harus tetap menggunakan gedung Perpustakaan Kampus sebagai ruang belajar.
Hal ini sudah pasti menimbulkan kekecewaan dihati para Mahasiswa, terkhusus
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia yang sejak munculnya berita tentang akan
dibangunkannya gedung Fakultas Ilmu Budaya yang baru, para Mahasiswa Jurusan Sastra
Indonesia sudah menanamkan harapan besar untuk bisa keluar atau pindah dari
gedung tumpangan yang sudah lama mereka jadikan ruang belajar dan ingin segera
menempati gedung Fakultas baru yang sudah lama mereka impikan. Belum lagi para
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia harus berhadapan dengan pegawai-pegawai Perpustakaan
yang selalu membatasi ruang gerak mereka.
Untuk kedepannya sangat diharapkan adanya penambahan
ruangan perkuliahan bagi Prodi di Fakultas Ilmu Budaya yang masih menempati
ruangan di Fakultas yang ditumpangi. Punya gedung Fakultas baru tapi kok masih
numpang ?
No comments:
Post a Comment