NAMA : ISBUL ANSARI
STAMBUK : N1A414003
KELAS : GANJIL
PROG. STUDI : SASTRA INDONESIA
“MENYIKAPI SEBUAH BUKU”
PENDAHULUAN
Teriring perkembangan zaman yang begitu pesat, kita
dapat melihat intensitas kebutuhan masyarakat akan informasi sekarang ini
terbilang cukup tinggi. Namun dengan perkembangn zaman yang didukung oleh
teknologi semua kebutuhan masyarakat akan informasi itu pun dapat terpenuhi.
Salah satu contoh media yang kerap kali digunakan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya mendapatkan informasi adalah internet. Dewasa ini, hamper seluruh
lapisan masyarakat telah mengenal
internet. Setiap permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikiran
mereka selalu dilimpahkan di internet. Dengan perkembangan zaman yang begitu
pesat, masyarakat saat ini dengan mudahnya mendapat berbagai informasi yang
dibutuhkan hanya dengan searching ke internet.
Berbedanya halnya dulu ketika belum ada internet,
orang-orang hanya mengandalkan buku ketika mempunyai permasalahan dan
pertanyaan-pertanyaan yang menggangu pikiran mereka. Masyarakat pada umumnya
hanya akan mendapatkan berita-berita terbaru yang terjadi di dalam negeri dan
luar negeri dengan membaca koran dan mendengarkan radio serta mendengarkan berita-berita
dari orang lain. Tak terpungkiri,
sekarang ini kebutuhan dan ketergantungan masyarakat terhadap internet sangat
tinggi, apalagi dengan adanya aplikasi media social seperti Facebook, Twitter, Line,
BBM, Instagram, Path, dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana dengan buku? Seperti yang terlihat
sekarang buku tidak lagi menjadi destinasi utama dalam menjawab kebutuhan
informasi masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa. Buku kerap kali
dijadikan pelarian kedua dalam proses penyelesaian tugas-tugas. Hal ini
terlihat pada kehidupan pelajar dan mahasiwa saat ini, mereka lebih cenderung
searching di internet untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas
mereka dibanding searching buku-buku di perpustakaan. Bahkan tidak jarang
pelajar dan mahasiswa dengan entengnya meng-copypaste artikel-artikel di
internet lalu memasukkannya pada makalah dan tugas mereka.
Di dalam film pendek yang telah dibagikan oleh dosen
pengampuh mata kuliah Penulisan Kolom Artikel, saya kebetulan mendapat film
yang menceritakan tentang sebuah buku. Di
film itu menggambarkan ilustrasi bagaimana gaya kehidupan masyarakat kini
ketika berada dalam sebuah perpustakaan. Terkhusus untuk pelajar dan mahasiswa
ketika berada dalam sebuah perpustakaan, mereka terkadang mengekspresikan
perasaannya dengan mencoret dan menggambari buku-buku yang mereka baca. Itu
sekilas gambaran dari film pendek yang saya nonton, untuk lebih jelasnya dapat
dibaca di bagian isi dari tulisan saya.
BAGIAN
ISI
Di dalam Film pendek yang berdurasi 4 menit 53 detik
yang telah saya nonton bersama teman-teman kelompok II. Saya menangkap banyak
pesan yang tersirat yang ingin disampaikan lewat film pendek ini kepada para
pembaca. Seperti terlihat dari beberapa adegan yang ditayangkan
dalam film ini misalnya yang pertama penggambaran suasana perpustakaan. Dewasa
ini pengunjung perpustakaan khususnya pelajar dan mahasiswa ketika berada dalam
sebuah perpustakaan banyak kelakuan dan kebiasan yang tidak seharusnya
dilakukan pada saat berada di dalam perpustakaan.
Misalnya memotong bagian-bagian buku, mencoret dan
menggambari lembaran-lembaran buku, tidak menyimpan kembali buku pada posisi
semula, dan kemudian ternyata ada juga yang menjadikan perpustakaan sebagai
tempat pacaran. Ini merupakan contoh
kelakuan dan kebiasaan pengunjung perpustakaan masa kini yang mungkin selama
ini tidak disadari oleh pengunjung. Pada bagian pertama di dalam film pendek
ini terlihat salah seorang petugas perpustakaan menghampiri sebuah rak buku
yang telah berisi beberapa buku kemudian meletakkan sebuah buku di sela-sela
buku itu. Kemudian tidak lama setelah itu, seorang pengunjung wanita memakai
sepatu high-hill menghampiri rak buku tersebut dan mengambil sebuah buku
berwarna putih yang tadi diselipkan petugas perpustakaan, Lalu kemudian
perempuan ini mendekati sebuah meja dan menempatkan dirinya pada sebuah kursi
yang terletak tidak jauh dari meja tersebut.
Terlihat beberapa lembaran-lembaran buku tersebut
dibuka dengan cepat tanpa memikirkan isi dari buku. Setelah merasa bosan dengan
apa yang dia lakukan, perempuan tersebut kemudian kembali beranjak dari
tempatnya menuju rak buku untuk mengembalikan buku tersebut. Namun, selang beberapa
waktu kemudian terlihat seorang pengunjung lelaki muda bersepatu hitam pekat
memakai sebuah celana jeans biru mudah dengan setelan celana tergantung hingga
terlihat jelas kaos kakinya yang berwarna putih, lelaki ini juga mengambil buku
yang sama.
Suasana ini berulang setiap harinya. Perempuan dan
lelaki muda tadi terlihat beberapa kali mengunjungi perpustakaan dan mengambil
buku putih tersebut yang bertuliskan “Book”. Ada yang menarik dari kelakuan mereka
setiap mengunjungi perpustakaan, misalnya terlihat dari salah satu adegan film
dimana lelaki ini menuliskan dan menggambar isi hatinya pada lembaran buku
tersebut sebagai uangkapan rasa ingin memiliki dan dicintai kepada si perempuan.
Lelaki muda itu terlihat jelas menuliskan kata-kata bernada pengungkapan
meminta si perempuan untuk menjadi gadisnya “Be
my girl” (jadilah wanitaku/pacarku), ini adalah ungkapan hati si lelaki yang langsung disambut
hangat oleh si perempuan. Cie.. ciee jadian meen
Secara umum film ini menggambarkan kelakuan pembaca
terhadap buku, banyak adegan-adegan didalam film ini yang ditampilkan untuk
menyindir kelakuan dan kebiasaan pembaca yang terkadang tidak menganggap buku
adalah sebuah benda yang harus dijaga, dirawat, dan dihargai. Dihargai disini maksudnya
adalah banyak orang tidak mengetahui bahwa buku adalah jendela ilmu pengetahuan
yang proses pembuatannya sangat sulit, memerlukan kehati-hatian tinggi dalam
pemilihan kata-kata yang digunakan. Seandainya saja semua orang tahu dan
menyadari bagaimana sulitnya proses buku tersebut menjadi sebuah buku, maka
hal-hal yang penulis katakan diatas seperti kelakuan dan kebiasaan buruk pembaca
pada saat berada pada sebuah perpustakaan tidak akan terjadi.
Sebenarnya film ini tidak hanya menyindir pelajar dan
mahasiswa secara keseluruhan tetapi kalau kita melihat dari segi kehidupan pada
umumnya. Ternyata bukan hanya pelajar dan mahasiswa yang sering melakukan
kebiasaan mencoret dan menggambari buku, tetapi pembaca dan pengunjung
perpustakaan yang tidak berstatus pelajar dan mahasiswa pun terkadang melakukan
kebiasaan dan kelakuan ini.
Banyak hal yang dapat dimaknai di dalam film pendek
ini, salah satunya adalah kita sebagai intelektual dan orang-orang yang
bergerak pada bidang ilmu pengetahuan, kita dituntut untuk merawat, menjaga dan
menghargai sebuah buku. Tidak jarang kita temui ketika seseorang telah menamatkan
buku dan mengambil hal-hal teoritis dalam buku tersebut begitu mudahnya
melupakan buku-buku yang telah mereka baca. Di dalam film ini umumnya
mengilustrasikan sebuah buku yang
diasumsikan sebagai sebuah benda yang dibuat dengan kehatian-hatian tinggi.
Namun kemudian benda ini dengan mudahnya dilupakan dan dibuat menjadi benda
yang tidak berguna oleh pembaca dan pemiliknya sendiri. Oleh karena itu, saya
mengajak kepada teman-teman yang sempat membaca artikel ini mulai dari sekarang
mari kita sama-sama menjaga dan merawat buku-buku yang sudah ada. Kalau bukan
kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi??
PENUTUP
Seperti yang terlihat sekarang buku tidak lagi menjadi
destinasi utama dalam menjawab kebutuhan informasi masyarakat, khususnya
pelajar dan mahasiswa. Buku kerap kali dijadikan pelarian kedua dalam proses
penyelesaian tugas-tugas. Semoga dengan
menulis artikel seperti ini, dapat menekan degradasi berpikir mahasiswa
sekalian.
No comments:
Post a Comment