Penulis Indonesia yang mendunia

Penulis Indonesia yang mendunia

TUGAS PENULISAN KLP.2 “MENYIKAPI SEBUAH BUKU”

Wednesday 4 November 2015



NAMA                        : ISBUL ANSARI
STAMBUK                : N1A414003
KELAS                       : GANJIL
PROG. STUDI           : SASTRA INDONESIA


“MENYIKAPI SEBUAH BUKU”

PENDAHULUAN

Teriring perkembangan zaman yang begitu pesat, kita dapat melihat intensitas kebutuhan masyarakat akan informasi sekarang ini terbilang cukup tinggi. Namun dengan perkembangn zaman yang didukung oleh teknologi semua kebutuhan masyarakat akan informasi itu pun dapat terpenuhi. Salah satu contoh media yang kerap kali digunakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya mendapatkan informasi adalah internet. Dewasa ini, hamper seluruh lapisan masyarakat  telah mengenal internet. Setiap permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikiran mereka selalu dilimpahkan di internet. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, masyarakat saat ini dengan mudahnya mendapat berbagai informasi yang dibutuhkan hanya dengan searching ke internet.
Berbedanya halnya dulu ketika belum ada internet, orang-orang hanya mengandalkan buku ketika mempunyai permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan yang menggangu pikiran mereka. Masyarakat pada umumnya hanya akan mendapatkan berita-berita terbaru yang terjadi di dalam negeri dan luar negeri dengan membaca koran dan mendengarkan radio serta mendengarkan berita-berita  dari orang lain. Tak terpungkiri, sekarang ini kebutuhan dan ketergantungan masyarakat terhadap internet sangat tinggi, apalagi dengan adanya aplikasi media social seperti Facebook, Twitter, Line, BBM, Instagram, Path, dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana dengan buku? Seperti yang terlihat sekarang buku tidak lagi menjadi destinasi utama dalam menjawab kebutuhan informasi masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa. Buku kerap kali dijadikan pelarian kedua dalam proses penyelesaian tugas-tugas. Hal ini terlihat pada kehidupan pelajar dan mahasiwa saat ini, mereka lebih cenderung searching di internet untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas mereka dibanding searching buku-buku di perpustakaan. Bahkan tidak jarang pelajar dan mahasiswa dengan entengnya meng-copypaste artikel-artikel di internet lalu memasukkannya pada makalah dan tugas mereka.
Di dalam film pendek yang telah dibagikan oleh dosen pengampuh mata kuliah Penulisan Kolom Artikel, saya kebetulan mendapat film yang menceritakan tentang sebuah buku.  Di film itu menggambarkan ilustrasi bagaimana gaya kehidupan masyarakat kini ketika berada dalam sebuah perpustakaan. Terkhusus untuk pelajar dan mahasiswa ketika berada dalam sebuah perpustakaan, mereka terkadang mengekspresikan perasaannya dengan mencoret dan menggambari buku-buku yang mereka baca. Itu sekilas gambaran dari film pendek yang saya nonton, untuk lebih jelasnya dapat dibaca di bagian isi dari tulisan saya.


BAGIAN ISI
Di dalam Film pendek yang berdurasi 4 menit 53 detik yang telah saya nonton bersama teman-teman kelompok II. Saya menangkap banyak pesan yang tersirat yang ingin disampaikan lewat film pendek ini kepada para pembaca. Seperti terlihat dari beberapa adegan yang ditayangkan dalam film ini misalnya yang pertama penggambaran suasana perpustakaan. Dewasa ini pengunjung perpustakaan khususnya pelajar dan mahasiswa ketika berada dalam sebuah perpustakaan banyak kelakuan dan kebiasan yang tidak seharusnya dilakukan pada saat berada di dalam perpustakaan.  
Misalnya memotong bagian-bagian buku, mencoret dan menggambari lembaran-lembaran buku, tidak menyimpan kembali buku pada posisi semula, dan kemudian ternyata ada juga yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat pacaran.  Ini merupakan contoh kelakuan dan kebiasaan pengunjung perpustakaan masa kini yang mungkin selama ini tidak disadari oleh pengunjung. Pada bagian pertama di dalam film pendek ini terlihat salah seorang petugas perpustakaan menghampiri sebuah rak buku yang telah berisi beberapa buku kemudian meletakkan sebuah buku di sela-sela buku itu. Kemudian tidak lama setelah itu, seorang pengunjung wanita memakai sepatu high-hill menghampiri rak buku tersebut dan mengambil sebuah buku berwarna putih yang tadi diselipkan petugas perpustakaan, Lalu kemudian perempuan ini mendekati sebuah meja dan menempatkan dirinya pada sebuah kursi yang terletak tidak jauh dari meja tersebut.
Terlihat beberapa lembaran-lembaran buku tersebut dibuka dengan cepat tanpa memikirkan isi dari buku. Setelah merasa bosan dengan apa yang dia lakukan, perempuan tersebut kemudian kembali beranjak dari tempatnya menuju rak buku untuk mengembalikan buku tersebut. Namun, selang beberapa waktu kemudian terlihat seorang pengunjung lelaki muda bersepatu hitam pekat memakai sebuah celana jeans biru mudah dengan setelan celana tergantung hingga terlihat jelas kaos kakinya yang berwarna putih, lelaki ini juga mengambil buku yang sama.
Suasana ini berulang setiap harinya. Perempuan dan lelaki muda tadi terlihat beberapa kali mengunjungi perpustakaan dan mengambil buku putih tersebut yang bertuliskan “Book”. Ada yang menarik dari kelakuan mereka setiap mengunjungi perpustakaan, misalnya terlihat dari salah satu adegan film dimana lelaki ini menuliskan dan menggambar isi hatinya pada lembaran buku tersebut sebagai uangkapan rasa ingin memiliki dan dicintai kepada si perempuan. Lelaki muda itu terlihat jelas menuliskan kata-kata bernada pengungkapan meminta si perempuan untuk menjadi gadisnya “Be my girl” (jadilah wanitaku/pacarku), ini adalah  ungkapan hati si lelaki yang langsung disambut hangat oleh si perempuan. Cie.. ciee jadian meen
Secara umum film ini menggambarkan kelakuan pembaca terhadap buku, banyak adegan-adegan didalam film ini yang ditampilkan untuk menyindir kelakuan dan kebiasaan pembaca yang terkadang tidak menganggap buku adalah sebuah benda yang harus dijaga, dirawat, dan dihargai. Dihargai disini maksudnya adalah banyak orang tidak mengetahui bahwa buku adalah jendela ilmu pengetahuan yang proses pembuatannya sangat sulit, memerlukan kehati-hatian tinggi dalam pemilihan kata-kata yang digunakan. Seandainya saja semua orang tahu dan menyadari bagaimana sulitnya proses buku tersebut menjadi sebuah buku, maka hal-hal yang penulis katakan diatas seperti kelakuan dan kebiasaan buruk pembaca pada saat berada pada sebuah perpustakaan tidak akan terjadi.
Sebenarnya film ini tidak hanya menyindir pelajar dan mahasiswa secara keseluruhan tetapi kalau kita melihat dari segi kehidupan pada umumnya. Ternyata bukan hanya pelajar dan mahasiswa yang sering melakukan kebiasaan mencoret dan menggambari buku, tetapi pembaca dan pengunjung perpustakaan yang tidak berstatus pelajar dan mahasiswa pun terkadang melakukan kebiasaan dan kelakuan ini.
Banyak hal yang dapat dimaknai di dalam film pendek ini, salah satunya adalah kita sebagai intelektual dan orang-orang yang bergerak pada bidang ilmu pengetahuan, kita dituntut untuk merawat, menjaga dan menghargai sebuah buku. Tidak jarang kita temui ketika seseorang telah menamatkan buku dan mengambil hal-hal teoritis dalam buku tersebut begitu mudahnya melupakan buku-buku yang telah mereka baca. Di dalam film ini umumnya mengilustrasikan sebuah buku  yang diasumsikan sebagai sebuah benda yang dibuat dengan kehatian-hatian tinggi. Namun kemudian benda ini dengan mudahnya dilupakan dan dibuat menjadi benda yang tidak berguna oleh pembaca dan pemiliknya sendiri. Oleh karena itu, saya mengajak kepada teman-teman yang sempat membaca artikel ini mulai dari sekarang mari kita sama-sama menjaga dan merawat buku-buku yang sudah ada. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi??

PENUTUP
Seperti yang terlihat sekarang buku tidak lagi menjadi destinasi utama dalam menjawab kebutuhan informasi masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa. Buku kerap kali dijadikan pelarian kedua dalam proses penyelesaian tugas-tugas.  Semoga dengan menulis artikel seperti ini, dapat menekan degradasi berpikir mahasiswa sekalian.







No comments:

Post a Comment