Syahid Sastra
Fakultas Ilmu Budaya
merupakan salah satu fakultas yang ada dalam lingkup Universitas Halu Oleo,
fakultas ini pertama kali berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politi ( FISIP ). Menurut informasi yang di dapatkan oleh penulis bahwa Fakultas
Ilmu budaya ini, pertama kali di dirikan oleh seorang Dosen Besar yang ada di
Universitas Halu Oleo yakni “ Prof. Dr. La Niampe, M.Hum “, yang pada saat ini
beliau juga sebagai dosen di fakultas ilmu budaya. namun perlu kita ketahui
bahwa perkembangan fakultas ilmu budaya sampai sekarang ini yang
Alhamdulillah mempunyai akreditasi B, tak lepas dari berbagai
banyak dukungan di antaranya dari kalangan Mahasiswa, Dosen, serta yang paling
besar dukungannya adalah Rektor Universitas Halu Oleo.
Dengan
perkembangannya yang begitu pesat atau cepat Fakultas Ilmu Budaya masih banyak
menyimpang berbagai informasi atau hal-hal yang menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan kecil, dan munkin juga masih banyak di antara kita yang
belum mengetahuinya khususnya kita sebagai masyarakat kampus, yang boleh di
bilang lebih dominan aktif di kampus. Nah dari sinilah penulis akan memulai
membahas tentang Fakultas Ilmu Budaya, apasih rahasia di balik fakultas ilmu
budaya, sampai penulis mengatakan bahwa dengan perkembangannya yang begitu
cepat ternyata masih banyak menyimpang pertanyaan-pertanyaan kecil di kalangan
masyarakat kampus.
Fakultas
Ilmu Budaya adalah Fakultas yang mempunyai lima Jurusan dan dua Program studi
yakni di antaranya: Jurusan Antopologi, Jurusan Arkeologi, Jurusan Ilmu
Sejarah, Jurusan Tradisi Lisan, Jurusan Bahasa dan Sastra, Program Studi Sastra
Indonesia, Program Studi Sastra Inggeris. Kelima jurusan dan dua program studi
ini memiliki akreditasi yang berbeda-beda kita bisa melihat salah satunya yaitu
Program Studi Sastra Indonesia pada saat ini jurusan tersebut mempunyai
akreditasi B. dan Insya Allah tidak
lama lagi akan ada pengsulan fisitasi untuk akreditasi selanjutnya, sebagaimana
yang telah di katakan oleh Dr. La Ino, S.Pd,. M.Hum, pada hari sabtu tanggal 14
November 2015. Beliau adalah Ketua Prodi Sastra Indonesia.
Namun
yang sangat di kesalkan oleh penulis bahwa sarana dan prasarana di fakultas
ilmu budaya masih sangat minim atau kurang, mengapa penulis sampai mengatakan
begini karna pada kenyataannya, fakta menyatakan bahwa memang betul sarana dan
prasrana di fakultas ilmu budaya itu masih sangat kurang, kita bisa lihat
sendiri sebagai contoh yaitu ruang kuliah, dimana ruang kuliah ini masih sangat
kurang, bangku, meja, papan tulis yang kalau kita lihat di atas bahwa fakultas
ilmu budaya sudah mempunyai akreditasi B, juga sebagian jurusannya sudah ada
yang mempunyai akreditasi B, tetapi mengapa pada kenyataannya kalau kita
kembali melihat fakultas ilmu budaya itu sendiri masih sangat belum bisa di
katan sebagai fakultas yang mempunyai akreditasi sebagimana akreditasi yang di
milikinya. Karna mengapa ? disini penulis telah menjelaskan di atas bahwa
mengapa FIB belum bisa di katakana sebagai fakultas yang memiliki akreditasi B.
kemudian perlu kita ketahui bahwa sekarang ini sebagian ruang kuliah FIB itu
bertempat di Gedung perpustakaan umum Universitas Halu Oleo. Padahal seperti
kita ketahui bahwa Perpustakaan itu tempat untuk membaca buku dan mencari
berbagai ilmu.
Nah kalau sebagian dari
ruangan perpustakaan ini di gunakan sebagai ruang kuliah maka ruangan tersebut
akan ribut. Dan apa dampaknya ? kita sebagai pengunjung atau yang sering datang
di perpustakaan dengan tujuan ingin membaca yang tentunya memerlukan
ketenangan, ini akan menjadi sebaliknya yang ada kita sebagai pengunjung akan
tergannggu. Selain itu juga perpustakaan ini menjadi tempat perkuliahan yang
menetap, namun hanya mempunyai dua buah ruang kuliah dimana di tempati oleh
banyak angkatan, yang kalau kita fikir ruangan itu sangat tidak relefan atau
tidak cocok untuk di gunakan sebagai ruang kuliah dengan jumlah angkatan atau
kelas yang sangat banyak.
Selanjutnya jika kita
melihat sarna dan prasarana Fakultas Ilmu Budya dari sisi halamannya yakni Vaping Block itu masih memunculkan
banyak pertanyaan, karna mengapa? Kita bisa lihat pada saat Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2015 yang
ke-28 di mana Universitas Halu Oleo sebagai tuan rumah, kita bisa lihat sendiri
bagaiman sibuknya para panitia berbenah dalam rangka penyambutan para tamu-tamu
PIMNAS. Pada saat bersamaan penulis menyaksikan langsung Fakultas Ilmu Budaya pada saat itu memiliki
perubahan yang sangat drastis. dimana pengerjaan jalan dari gerbang FIB itu di
kerjakan sangat singkat yakni dalam waktu dua hari, meski dalam hal ini belum
selesai secara kesluruhan. melihat kejadian tersebut berbanding terbalik dengan
yang kita lihat sekarang ini, karena kenapa?, sampai saat ini Fakultas Ilmu
Budaya masalah Vaping Block serta hal-hal yang berhubungan dengan halaman FIB
belum kelar-kelar juga, padahal kalu kita fikir apa bedanya pada saat PIMNAS
disini penulis sendiri masih mempunyai banyak pertanyaan-pertanyaan kecil
mengenani Fakultas Ilmu Budaya.
Jika kita lihat dari para
pengajar atau dosen Fakultas Ilmu Budaya sudah sangat baik, namun masih
memerlukan lagi tenaga pengajar atau dosen karna menurut penulis terkadang banyak mata kuliah yang di
mana antara bahan ajar dan dosen yang membawakan mata kuliah tersebut masih
kurang tepat cara pembawaan mata kuliahnya, berdasarkan hasil analisah penulis
mengapa bisa terjadi hal demikian di karenakan sebagian dosen-dosen yang ada di
FIB itu memegang banyak mata kuliah atau kelas, sehingga kadang penyampain materi
itu kurang evisien, dimana penulis sering dapatkan dosen yang tidak sesuai
dengan jumlah jam yang sudah di tetapkan pada jadwal, inilah salah satu
penyebab minimnya atau kurang evisiennya materi yang di sampaikan oleh para
sebagian dosen. Berdasarkan apa yang telah di bahas penulis di atas maka tidak
salah jika Fakultas Ilmu Budaya mengambil tindakan dalam hal ini penambahan
tenaga pengajar atau dosen.
Terlepas dari itu semua
sempat muncul pertanyaan dari benak penulis bahwa bagaiman dengan keadaan
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, nah setelah penulis telusuru ternya mahasiswa
di fakultas ilmu budaya itu sangat banyak tidak kala banyaknya dengan
mahasiswa-mahasiawa yang ada di Fakultas lain misal seperti di Fakultas HUKUM, FEB, TEHNIK, PERTANIAN, FISIP dan
Fakultas lainnya.
Ada hal yang perlu kita
perhatikan dari mahasiswa ini karena mengapa penulis sendiri merasa ada pembeda
antara mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia dengan mahasiswa lainnya seperti mahasiswa jurusan tradisi
lisan dan sebagainya, karena mengapa? penulis sendiri merasa agak aneh
melihatnya Mahasiswa Program Studi sastra Indonesia ini di tempatkan di ruang
kuliah yang kurang baik yakni di perpustakaan dan bukan hanya satu angkatan
saja tetapi semua angkatan sastra indonesia, sementara mahasiswa tradisi lisan
di tempatkan di ruangan yang ber-ase dan lain hal sebagainya. Padahal seperti
yang kita ketahui mahasiswa sastra Indonesia juga melaksanakan kewajibannya
yakni membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Nah yang menjadi pertanyaan besar apa
perbedaan antara mahasiswa sastra Indonesia dengan mahasiswa lainnya.
Berbagai
permasalahan yang timbul dalam kehidupan, khususnya pada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Halu Oleo. namun untuk mengembalikan keposisi normal maka perlunya kesadaran timbul dari diri para pelaku
kesalahan tersebut. Yang selanjutnya bahwa yang perlu kita ingat adalah saling
mengingatkan satu sama lain karena terkadang sesuatu yang kita miliki belum
sepenuhnya kita miliki tetapi masih ada sebagian pada orang lain. Kemudian
untuk mencapai tujuan yang kita harapkan maka perlu adanya aturan dan jangan
sesekali kita melanggarnya. Penulis berharap dengan
adanya folemik-folemik di atas maka penulis sangat mengharapkan semua hal ini
dapat teratasi dengan baik.terkhusus kepada orang-orang yang lebih berwenang di
dalamnya.
No comments:
Post a Comment