Penulis Indonesia yang mendunia

Penulis Indonesia yang mendunia

Fakta"RAHASIA DI BALIK FAKULTAS ILMU BUDAYA"

Thursday 19 November 2015




RAHASIA DI BALIK FAKULTAS ILMU BUDAYA
Syahid Sastra
Fakultas Ilmu Budaya merupakan salah satu fakultas yang ada dalam lingkup Universitas Halu Oleo, fakultas ini pertama kali berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Politi ( FISIP ). Menurut informasi yang di dapatkan oleh penulis bahwa Fakultas Ilmu budaya ini, pertama kali di dirikan oleh seorang Dosen Besar yang ada di Universitas Halu Oleo yakni “ Prof. Dr. La Niampe, M.Hum “, yang pada saat ini beliau juga sebagai dosen di fakultas ilmu budaya. namun perlu kita ketahui bahwa perkembangan fakultas ilmu budaya sampai sekarang ini yang Alhamdulillah  mempunyai akreditasi B, tak lepas dari berbagai banyak dukungan di antaranya dari kalangan Mahasiswa, Dosen, serta yang paling besar dukungannya adalah Rektor Universitas Halu Oleo.
            Dengan perkembangannya yang begitu pesat atau cepat Fakultas Ilmu Budaya masih banyak menyimpang berbagai informasi atau hal-hal yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kecil, dan munkin juga masih banyak di antara kita yang belum mengetahuinya khususnya kita sebagai masyarakat kampus, yang boleh di bilang lebih dominan aktif di kampus. Nah dari sinilah penulis akan memulai membahas tentang Fakultas Ilmu Budaya, apasih rahasia di balik fakultas ilmu budaya, sampai penulis mengatakan bahwa dengan perkembangannya yang begitu cepat ternyata masih banyak menyimpang pertanyaan-pertanyaan kecil di kalangan masyarakat kampus.
            Fakultas Ilmu Budaya adalah Fakultas yang mempunyai lima Jurusan dan dua Program studi yakni di antaranya: Jurusan Antopologi, Jurusan Arkeologi, Jurusan Ilmu Sejarah, Jurusan Tradisi Lisan, Jurusan Bahasa dan Sastra, Program Studi Sastra Indonesia, Program Studi Sastra Inggeris. Kelima jurusan dan dua program studi ini memiliki akreditasi yang berbeda-beda kita bisa melihat salah satunya yaitu Program Studi Sastra Indonesia pada saat ini jurusan tersebut mempunyai akreditasi B. dan Insya Allah tidak lama lagi akan ada pengsulan fisitasi untuk akreditasi selanjutnya, sebagaimana yang telah di katakan oleh Dr. La Ino, S.Pd,. M.Hum, pada hari sabtu tanggal 14 November 2015. Beliau adalah Ketua Prodi Sastra Indonesia.
            Namun yang sangat di kesalkan oleh penulis bahwa sarana dan prasarana di fakultas ilmu budaya masih sangat minim atau kurang, mengapa penulis sampai mengatakan begini karna pada kenyataannya, fakta menyatakan bahwa memang betul sarana dan prasrana di fakultas ilmu budaya itu masih sangat kurang, kita bisa lihat sendiri sebagai contoh yaitu ruang kuliah, dimana ruang kuliah ini masih sangat kurang, bangku, meja, papan tulis yang kalau kita lihat di atas bahwa fakultas ilmu budaya sudah mempunyai akreditasi B, juga sebagian jurusannya sudah ada yang mempunyai akreditasi B, tetapi mengapa pada kenyataannya kalau kita kembali melihat fakultas ilmu budaya itu sendiri masih sangat belum bisa di katan sebagai fakultas yang mempunyai akreditasi sebagimana akreditasi yang di milikinya. Karna mengapa ? disini penulis telah menjelaskan di atas bahwa mengapa FIB belum bisa di katakana sebagai fakultas yang memiliki akreditasi B. kemudian perlu kita ketahui bahwa sekarang ini sebagian ruang kuliah FIB itu bertempat di Gedung perpustakaan umum Universitas Halu Oleo. Padahal seperti kita ketahui bahwa Perpustakaan itu tempat untuk membaca buku dan mencari berbagai ilmu.
Nah kalau sebagian dari ruangan perpustakaan ini di gunakan sebagai ruang kuliah maka ruangan tersebut akan ribut. Dan apa dampaknya ? kita sebagai pengunjung atau yang sering datang di perpustakaan dengan tujuan ingin membaca yang tentunya memerlukan ketenangan, ini akan menjadi sebaliknya yang ada kita sebagai pengunjung akan tergannggu. Selain itu juga perpustakaan ini menjadi tempat perkuliahan yang menetap, namun hanya mempunyai dua buah ruang kuliah dimana di tempati oleh banyak angkatan, yang kalau kita fikir ruangan itu sangat tidak relefan atau tidak cocok untuk di gunakan sebagai ruang kuliah dengan jumlah angkatan atau kelas yang sangat banyak.
Selanjutnya jika kita melihat sarna dan prasarana Fakultas Ilmu Budya dari sisi halamannya yakni Vaping Block itu masih memunculkan banyak pertanyaan, karna mengapa? Kita bisa lihat pada saat Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2015 yang ke-28 di mana Universitas Halu Oleo sebagai tuan rumah, kita bisa lihat sendiri bagaiman sibuknya para panitia berbenah dalam rangka penyambutan para tamu-tamu PIMNAS. Pada saat bersamaan penulis menyaksikan langsung  Fakultas Ilmu Budaya pada saat itu memiliki perubahan yang sangat drastis. dimana pengerjaan jalan dari gerbang FIB itu di kerjakan sangat singkat yakni dalam waktu dua hari, meski dalam hal ini belum selesai secara kesluruhan. melihat kejadian tersebut berbanding terbalik dengan yang kita lihat sekarang ini, karena kenapa?, sampai saat ini Fakultas Ilmu Budaya masalah Vaping Block serta hal-hal yang berhubungan dengan halaman FIB belum kelar-kelar juga, padahal kalu kita fikir apa bedanya pada saat PIMNAS disini penulis sendiri masih mempunyai banyak pertanyaan-pertanyaan kecil mengenani Fakultas Ilmu Budaya.
Jika kita lihat dari para pengajar atau dosen Fakultas Ilmu Budaya sudah sangat baik, namun masih memerlukan lagi tenaga pengajar atau dosen karna menurut  penulis terkadang banyak mata kuliah yang di mana antara bahan ajar dan dosen yang membawakan mata kuliah tersebut masih kurang tepat cara pembawaan mata kuliahnya, berdasarkan hasil analisah penulis mengapa bisa terjadi hal demikian di karenakan sebagian dosen-dosen yang ada di FIB itu memegang banyak mata kuliah atau kelas, sehingga kadang penyampain materi itu kurang evisien, dimana penulis sering dapatkan dosen yang tidak sesuai dengan jumlah jam yang sudah di tetapkan pada jadwal, inilah salah satu penyebab minimnya atau kurang evisiennya materi yang di sampaikan oleh para sebagian dosen. Berdasarkan apa yang telah di bahas penulis di atas maka tidak salah jika Fakultas Ilmu Budaya mengambil tindakan dalam hal ini penambahan tenaga pengajar atau dosen.
Terlepas dari itu semua sempat muncul pertanyaan dari benak penulis bahwa bagaiman dengan keadaan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, nah setelah penulis telusuru ternya mahasiswa di fakultas ilmu budaya itu sangat banyak tidak kala banyaknya dengan mahasiswa-mahasiawa yang ada di Fakultas lain misal seperti di Fakultas HUKUM, FEB, TEHNIK, PERTANIAN, FISIP dan Fakultas lainnya.
Ada hal yang perlu kita perhatikan dari mahasiswa ini karena mengapa penulis sendiri merasa ada pembeda antara mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia dengan mahasiswa  lainnya seperti mahasiswa jurusan tradisi lisan dan sebagainya, karena mengapa? penulis sendiri merasa agak aneh melihatnya Mahasiswa Program Studi sastra Indonesia ini di tempatkan di ruang kuliah yang kurang baik yakni di perpustakaan dan bukan hanya satu angkatan saja tetapi semua angkatan sastra indonesia, sementara mahasiswa tradisi lisan di tempatkan di ruangan yang ber-ase dan lain hal sebagainya. Padahal seperti yang kita ketahui mahasiswa sastra Indonesia juga melaksanakan kewajibannya yakni membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Nah yang menjadi pertanyaan besar apa perbedaan antara mahasiswa sastra Indonesia dengan mahasiswa lainnya.
            Berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan, khususnya pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo. namun untuk mengembalikan keposisi normal maka perlunya  kesadaran timbul dari diri para pelaku kesalahan tersebut. Yang selanjutnya bahwa yang perlu kita ingat adalah saling mengingatkan satu sama lain karena terkadang sesuatu yang kita miliki belum sepenuhnya kita miliki tetapi masih ada sebagian pada orang lain. Kemudian untuk mencapai tujuan yang kita harapkan maka perlu adanya aturan dan jangan sesekali kita melanggarnya. Penulis berharap dengan adanya folemik-folemik di atas maka penulis sangat mengharapkan semua hal ini dapat teratasi dengan baik.terkhusus kepada orang-orang yang lebih berwenang di dalamnya.











No comments:

Post a Comment