STAMBUK : N1A4 14 047
KELOMPOK 1
FILM TWO & TWO
KEBENARAN YANG MEMBUNUH
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya kebenaran merupakan
hal yang disukai oleh orang kebanyakan. Hal ini karena kebenaran merupakan
sesuatu yang mutlak dan tidak mengandung kebohongan atau kepalsuan. Namun
kadangkala kebenaran menjadi tidak baik di mata orang lain meskipun kebenaran
itu memang mutlak. Kebenaran yang ada malah menjadi masalah atau dianggap
sebagai sesuatu yang tidak baik dilingkungan orang-orang yang salah. Sehingga
orang yang memegang teguh kebenaran akan mendapat perlawanan oleh orang-orang
yang tidak mengetahui kebenaran itu.
B. Isi
Pada film pendek berdurasi 06 menit
51 detik yang berjudul Two & Two
pokok permasalahan yang terdapat adalah kebenaran. Jika dipahami lebih dalam,
sebenarnya film ini juga memiliki pokok permasalahan lain yaitu loyalitas.
Loyalitas merupakan sifat patuh atau taat seseorang kepada orang lain yang
dianggap lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. Dalam film ini memperlihatkan
keberanian seorang siswa yang memperjuangkan sesuatu yang menurutnya merupakan
sebuah kebenaran, tetapi perjuangannya itu mengantarnya bertemu dengan maut.
Siswa pemberani tersebut mengatakan hal yang memang benar, tetapi hal ini jelas
salah karena siswa tersebut tidak mengikuti instruksi kepala sekoah yang
mengatakan bahwa pada hari itu semua siswa harus mengikuti semua yang
diinstruksikan oleh guru yang mengajar di dalam kelas. Sementara itu dipandang
oleh sisi seorang guru, apa yang dilakukan oleh siswanya tersebut adalah hal
yang salah, meskipun yang dikatakan siswa tersebut memang benar, sehingga pantas
untuk dihukum hingga meninggal. Sikap yang dimiliki siswa tersebut adalah sikap
yang tidak loyal, yang seharusnya mengikuti instruksi kepala sekolahnya. Siswa
tersebut hanya menuruti kebenaran yang ada, tapi tidak mengingat loyalitas yang
harus diutamakan di sekolah itu. Akhirnya ketidakloyalitasan siswa tersebut
yang memegang teguh kebenaran membuatnya meninggal dalam kebenaran namun tidak
loyal.
Film Two & Two diawali pemandangan siswa-siswa di dalam sebuah kelas
yang sedang bercanda antar teman sembari menunggu guru mereka yang akan
memasuki kelas. Ketika seorang guru laki-laki berparas keras masuk, seketika
suasana menjadi sepi dan serempak para siswa berdiri sebagai tanda menghormati
guru tersebut. Pada saat hendak duduk para siswa diinstruksikan oleh guru agar
tetap berdiri, maka mereka pun mengikutinya. Guru tersebut kemudian melihat jam
tangannya untuk beberapa detik, kemudian mengarahkan pandangannya pada sebuah
pengeras suara yang tergantung di dinding kelas, yang kemudian sebuah
pemberitahuan terdengar dari pengeras suara. Ternyata suara yang keluar adalah
suara kepala sekolah yang memberitahukan kepada para siswa untuk mengikuti semua
instruksi yang disampaikan oleh guru yang mengajar di kelas mereka, apapun itu.
Setelah pemberitahuan selesai, sang guru kemudian mengambil sebatang kapur
kemudian menuliskan 2 + 2 = 5 di papan tulis. Keadaan kelas
tiba-tiba menjadi sedikit gaduh, kemudian sang guru menginstruksikan pada
siswanya agar diam, lalu membacakan apa yang telah ditulisnya dan menyuruh para
siswa mengukuti ucapannya. Seorang siswa
yang merasa bahwa pernyataan gurunya adalah salah, kemudian mengacungkan tangan
dan berdiri sembari bertanya bahwa bukankah 2 + 2 = 4 sebagaimana yang ada di
dalam pikiran siswa tersebut, tetapi sang guru tidak membenarkan perkataan
siswanya. Setelah merasa cukup memberikan jawaban, sang guru kembali mengatakan
hal yang sama kepada para siswa bahwa 2 + 2 = 5 dan menyuruh para siswa untuk
mengikutinya hingga beberapa kali. Sampai akhirnya seorang siswa tiba-tiba saja
berdiri dan memberanikan diri mengatakan bahwa 2 + 2 = 4 dan akan selalu
begitu. Sang guru yang merasa tidak dihormati oleh siswanya memarahi siswa
tersebut karena mengeluarkan pendapat tanpa mengacungkan tangan terlebih dulu,
dan memberikan pernyataan yang bertolak belakang dengan apa yang diberikan olehnya.
Tetapi siswa tersebut tidak memperdulikan gurunya, dan berbalik kepada
teman-temannya untuk meyakinkan bahwa 2 + 2 = 4. Sang guru bertambah marah
kemudian menyuruh siswa tersebut diam dan tidak bergerak sampai sang guru
kembali, setelah itu guru tersebut keluar dari ruang kelas. Saat itu
teman-teman siswa yang lain mengatakan kepada siswa pemberani tersebut bahwa
sang guru akan membunuh siswa pemberani itu karena telah membuat masalah.
Selang
beberapa menit, sang guru pun kembali dan membawa tiga siswa yang lebih tua
dari para siswa yang berada di dalam kelas. Ketiga siswa tersebut merupakan siswa-siswa
terbaik di sekolah itu. Ketiga siswa senior yang berdiri di depan kelas
kemudian diberikan pertanyaan oleh guru tersebut, yang menanyakan berapa hasil
dari 2 + 2, dan serempak ketiganya menjawab 5. Siswa pemberani yang masih
berdiri sejak tadi kemudian disuruh ke depan untuk menuliskan jawaban hasil
dari 2 + 2 dan sang guru mengatakan bahwa itu adalah kesempatan terakhir siswa
tersebut. Sang siswa pun mengambil sebatang kapur yang disodorkan oleh gurunya,
sementara di belakang siswa tersebut telah berdiri ketiga siswa tadi yang
menyodorkan senjata ke arahnya. Tanpa keragu-raguan siswa tersebut kemudian
menulis jawaban angka 4 di papan tulis, sehingga bertuliskan 2 + 2 = 4, setelah
itu siswa tersebut membalikan badannya kepada ketiga siswa senior. Tanpa
membuang waktu ketiga siswa senior menarik pelatuk yang menembakkan peluru ke
arah siswa pemberani itu, akhirnya siswa tersebut meninggal dengan darah yang
memuncrat di papan tulis. Jasad siswa pemberani tadi kemudian dibawa keluar
oleh ketiga siswa senior, dan sang guru kembali melanjutkan pelajarannya.
Kembali sang guru mengatakan 2 + 2 = 5, dan menanyakan pada para siswa berapa
hasil dari 2 + 2 yang kemudian dijawab 5 oleh para siswa, begitu seterusnya. Tetapi
ternyata ada seorang siswa yang awalnya menulis 2 + 2 = 5 di buku tulisnya,
namun kemudian mencoret angka 5 dan menulis anga 4.
C. Penutup
Film Two & Two merupakan film yang baik untuk ditonton para pelajar,
karena pada film ini benar-benar menceritakan betapa kebenaran dijunjung tinggi
oleh seorang pelajar meskipun mendatangkan masalah bagi dirinya. Meskipun film
ini tidak mengandung unsur hiburan, tetapi film ini mampu menarik minat
penontonnya untuk menonton habis, bahkan menontonnya berulang-ulang. Hal ini
karena film ini membutuhkan konsentrasi untuk memahami maksud dan tujuan film.
Kemudian film ini banyak memberikan pelajaran terhadap penontonnya, karena sarat
akan makna kehidupan dan makna pendidikan yang dapat diambil.
No comments:
Post a Comment