NAMA : RISDA
STAMBUK : N1A414035
KELOMPOK : 1
Kebenaran yang Berakhir Kematian
Pengantar
Sekolah adalah tempat
menerima atau mendapatkan ilmu . disekolah bukan hanya diajarkan ilmu
pengetahuan seperti mate-matika , biologi , dan ips tapi disekolah juga
diajarkan bagaimana berperilaku yang baik antar
sesama. Sekolah memiliki peran dalam pembentukan karakter seseorang
siswa agar menjadi pribadi yang baik dan beretika . Selain itu sekolah berfungsi sebagai wadah
untuk menyalurkan inspirasi atau ide- ide . Didalam sekolah tidak boleh ada
diskriminasi antar sesama siswa . Dan disekolah pula tempat siswa
Seorang laki- laki akan melakukan apapun untuk sesuatu yang dianggap benar . Laki – laki
memiliki pendirian yang kuat, tidak mudah terpengaruh .Laki- laki memiliki
sifat yang keras , susah untuk dimengerti begitu pun sebaliknya . Biasanya
laki- laki selalu bisa menyembunyikan kesedihannya agar selalu tampak kuat
dimata orang lain , terutama kepada lawan jenisnya . Tapi laki –laki juga memiliki perasaan dan
mampu untuk meneteskan air mata .Laki –laki selalu menggunakan logika dalam
segalah hal , dalam bersikap selalu menggap dirinya yang paling benar sekali
pun kenyataannya atau sesungguhnya ia melakukan kesalahan .
Berakhir dengan kematian
Di dalam film pendek berdurasi 6.81
detik menceritakan tentang sebuah sekolah dengan siswa laki –laki , dimana
didalam film tersebut menceritakan seorang guru yang mengajarkan siswanya
mengenai angka dan penjumlahan . Guru tersebut mengajarkan pada siswanya 2 + 2
= 5 . Guru tersebut memiliki keyakinan
bahwa 2 + 2 = hasilnya adalah 5 . namun salah seorang dari siswa
mengatakan bahwa hasil dari 2 + 2 = 4
sesuai dengan rumus mate- matika selama ini , namun kepala sekolah sebelumnya
telah mengumumkan peraturan baru disekolah tersebut bahwa apa pun yang
dikatakan gurunya semuanya benar dan tidak boleh ada yang menentang atau pun
melanggar peraturan tersebut . Siswa tersebut kemudian diperintahkan untuk
menuliskan kembali apa yang baru saja dijelaskan gurunya , tetapi siswa tersebut tetap pada
keyakinanya diawal bahwa 2 + 2 = 4 , guru tersebut marah dan terus memaksa siswa tersebut mengatakan hasil dari
penjumlah tersebut adalah 5 .Tapi siswa tersebut menuliskan dipapan tulis hasil
dari penjumlah tersebut adalah 4.
Kemudian guru tersebut memanggil tiga orang siswa terbaik
disekolah itu menanyakan hal yang sama
kepada ketiga siswa tersebut akan tetapi
tiga siswa tersebut memiliki jawaban yang sama dengan gurunya bahwa 2 + 2 = 5 ,
lalu guru tersebut menanyakan kembali pada siswa yang menjawab 2 + 2 = 4 dan
siswa tesebut masih tetap pada jawabannya diawal . Guru tersebut memberikan instruksi kepada tiga siswa yang
dipanggil tadi untuk menodongkan senjata kepada anak tersebut , disaat siswa
tersebut menuliskan angka 4 seketika itu juga siswa tersebut ditembak karena dianggap
menentang perkataan guru dan ia harus menerima konsikuensi karena telah
melakukan penentangan , dan akibatnya ia
harus harus menerima kematiannya.
Sekolah adalah salah satu tempat formal untuk menuntut ilmu dan di sekolah pula kita diajarkan untuk menentukan sikap dalam menentukan sesuatu . didalam film yang berdurasi 6 . 81 detik mengajarkan kita tentang kekonsistenan kita terhadap sesuatu yang sudah jelas kebenarannya sekali pun nyawa menjadi taruhannya .
No comments:
Post a Comment